Pages - Menu

Senin, 19 November 2018

Apresiasi untuk Desainer Grafis


Desain grafis, sebenarnya adalah bakat yang tidak bisa dipandang sebelah mata, kemampuan itu sebenarnya sama dengan kemampuan lain misalnya menjahit, memasak, bermain musik, dan lain – lain. Tapi namanya bakat, talent, atau kemampuan, pasti ada saja yang meremehkannya dengan cara yang paling sering ditemui adalah tidak di apresiasinya kemampuan tersebut. Dan sebagai orang yang bisa (belum ahli) di desain grafis, saya sendiri sudah pernah beberapa kali mendapatkan client yang kurang menyenangkan, terutama disini karena permintaannya yang aneh – aneh, namun enggan memberi bayaran yang sepantasnya ke kita sebagai desainernya. Dan di kesempatan kali ini saya akan menceritakan beberapa pengalaman saya ketika mendapatkan client yang bagi saya nyebelin dan tidak mengapresiasi desainer sama sekali.




Cerita 1


Pertama, ketika liburan waktu saya masih SMK, saya membuat iklan untuk siapa yang mau order desain, jiplak logo dan sebagainya. Saya mendapat order dari salah satu orang, yang meminta saya untuk menjiplak logo blink 182 yang bundar. Dan dia memberi contoh logonya ke saya, berukuran sekitar 400x400 pixel dalam format bitmap .jpg tentu saya inisiatif mencari contoh logo yang ukurannya besar supaya ketika tracing saya juga tidak kesusahan, tapi buset digoogle juga tidak ada pada waktu itu, mungkin logo itu logo fans grup dan bukan logo official sehingga tidak ada di penelusuran google. Okelah, demi rupiah yang telah dijanjikan waktu itu saya beri harga 50ribu dan dia pun setuju. Saya tetap trace manual logo tersebut. Bayangkan saja gambar ukuran 400x400px di zoom, pecah coy.. ngetrace nya jadi ngetrace pixel.



Setelah beberapa jam, ya akhirnya tetap jadi juga. Sebelumnya, dia minta di jiplakin sama persis, ya sudah saya turutin saja kemauannya. Ketika sudah jadi tadi, lalu saya screenshoot beserta lembar kerja softwarenya. Saya bandingin gambar dari dia dan gambar hasil jiplak yang dalam bentuk vector dan saya scale 4x lipatnya. Ukurannya beda, gambar vector saya scale biar keliatan bedanya kalau jiplakannya memang jadi. Tapi sesudah saya kirimkan ke dia screenshotnya, dia malah bilang “kok gambarnya sama persis”. Di saat itu, saya langsung terdiam dan berspekulasi “nih orang gblk, minta jiplak tp gatau gambar”. Saya balesin “kan kemarin minta di jiplakin sama persis, gimana sih?” akhirnya dia cancel order.



Cerita 2

Nah, yang kedua, saya inisiatif bikin jasa membuat amplop custom pakai foto keluarga yang bisa dipakai waktu idul fitri. Saya sudah pasang iklan di iklan baris online. Selama yang order biasa saja, tidak aneh – aneh, sesuai “normal” nya orang order ya biasa saja. Tapi kali ini ada satu orang yang aneh dan sekali lagi tidak bisa mengapresiasi desainer. Normalnya, kalau amplop pakai foto keluarga, dan dia order amplop dalam jumlah banyak, saya gratiskan biaya desain, karena saya tinggal masukkan foto ke desain amplopnya sama nanya mau warna apa amplopnya.

Kali ini beda, dia ingin gambar amplopnya gambar muslim cilik dengan masjid sebagai backgroundnya. Oke, dia minta custom desain, lalu saya beri harga. Harga yang saya tawarkan sebenarnya juga sudah cukup murah, karena saya pakai free stock vector untuk gambar background. karena dia sudah ngasih gambar anak musil ciliknya yang saya yakin dia juga cuma comot dari gambar orang lain. Disini saya beri harga 50ribu juga untuk satu desain.


Ketika masih diskusi, saya berkata akan mencoba dulu, nanti kalau dia sudah lihat desainnya dan mau beli, baru saya kasih harga. Metode ini saya coba supaya kalau client sudah suka dengan desain kita, dia tidak akan lepas dari kita kecuali dia mendapatkan desain yang lebih bagus.



Lalu waktu saya memberi harga, dia terkejut. Client berkata kalau desainnya terlalu mahal. Dalam hati saya “what. 50ribu mahal coy.. lu kira belajar desain murah?”
Saya lalu menjawab, kalau harga segitu kemahalan, masa mau di nego juga. Ee taunya dia beneran nego, dia bilang “kalau boleh desainnya 20 ribu, nanti saya akan langganan ke masnya”. Dih, 20ribu untuk jual satu desain. Saya Cuma dapet 20ribu, dia dapet desain bisa cetak ribuan amplop dan dapet keuntungan ratusan ribu? Yang bener aja kan.


kalau kondisi seperti ini, harusnya kerjasamanya saya akan mendapat royalti tiap dia menjual sejumlah amplop dengan desain saya. tapi baru seperti ini aja dia udah mau enak sendiri, saya jamin dia tidak mau diajak kerjasama bagi royalti seperti ini.



Sesudah itu saya tidak balas chat client yang satu ini, tapi bener, metode yang saya ambil ini membuat pelanggan “terikat” pada desain kita. 3 hari kemudian, dia chat saya lagi minta dicetakin 10 amplop pakai kertas mengkilap dan tidak mudah sobek. Mungkin dia mau bikin contoh amplop? Lalu yang bikin saya tidak mau menanggapi client ini lagi, ketika dia tau – tau memberikan template papercraft  bentuk mobil, dan Tanya “kalo amplop lebaran desain seperti ini gimana?” liat aja nih screenshotnya:

Apresiasi untuk Desainer Grafis - NggoneRonan



Selang 1 minggu, dia chat saya lagi, dan dia minta lagi – lagi 10 lembar amplop dengan desain yang sudah saya buat, tapi saya sudah terlanjur males, karena pada sebelumnya sudah membuat saya muak. Ya emang tidak semua client seperti ini, nyatanya juga banyak client yang paham dan tau aturan. terus soal "desain yang aku kirimkan". Dih, dia aja cuma ngasih gambar nyomot gambar orang lain jugak, itu pula dia dapet resolusi kecil lagi, behh




Kalau soal “Desain Gratis” yang ada di beberapa percetakan, setau saya mereka sudah mendapatkan gaji minimal UMR dari perusahaan. Sehingga segala desain yang mereka buat adalah hak dari percetakan dimana desainer itu bekerja, sehingga bayaran atas desain mereka sebenarnya sudah termasuk dalam gaji mereka. Itu sih menurut saya.



Oke, postingan ini akan terus bertambah seiring saya mendapatkan client yang aneh bin ngeselin. Mungkin judul lain yang cocok untuk postingan ini adalah sekelumit duka menjadi seorang desainer grafis. Hahaha. Kalau pengalaman ngeselinmu gimana?

Jumat, 16 November 2018

Membuat Lampu LED RGB untuk PC Murah


Semenjak tahun 2017, popularitas “gamer” yang menjadi sebuah profesi semakin terlihat di Indonesia. Bahkan di seluruh dunia, kompetisi – kompetisi game berskala internasional pun sering di selenggarakan. Banyak orang yang lalu ingin menjadi seorang gamel eh gamer dengan harapan bisa sukses seperti gamer idola mereka. Tapi sekarang kita tidak akan membahas tentang gamel, eh gamer. Karena seiring banyak bermunculannya entah orang yang mengaku gamer atau diakui sebagai gamer, disisi lain para mooder PC yang terus berkarya juga memiliki pengaruh pada produsen hardware dan peripheral PC. Seperti dengan menambahkan LED sebagai hiasan dan juga dapat membuat produknya terlihat gahar dan elegan. Meski sebenarnya inti dari penambahan LED hanya untuk hiasan saja.

Selasa, 13 November 2018

Membuat Antenna TV Menggunakan Kaleng


Antenna TV adalah sebuah benda yang paling penting di TV, tanpa antenna, tv tidak bisa menangkap sinyal yang dipancarkan oleh satelit. Kalau di toko, kita bisa dengan mudah menemukan antenna tv. Tapi ya bayar. Ya iyalah barang dijual. Berawal dari saya beli TV tunner dan belum beli antenna, saya lihat beberapa video di youtube, kalau kita bisa membuat antenna tv sendiri. Memang sih sebenarnya kita bisa dengan mudah membua antenna tv sendiri. Karena pada dasarnya antenna tv analog itu hanya alumunium yang dibuat dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dia bisa menangkap sinyal analog TV dengan baik. Itulah mengapa kita bisa menemukan berbagai bentuk dan jenis antenna tv di toko – toko. Kalau tokonya ahli antenna, pasti nanti anda disarankan sebuah antenna yang cocok untuk kawasan anda.

Menanam Merawat Memanen Strawberry


Strawberry adalah buah yang sangat saya gemari pada saat saya masih kecil, meski bukan dalam bentuk buah asli, tapi dalam bentuk rasa. Tiap makan sesuatu yang memiliki rasa, pasti milihnya rasa strawberry, bahkan dulu waktu ada susu rasa strawberry, saya langsung ganti susu yang rasa strawberry, pertama kali makan strawberry asli kalau tidak salah sewaktu TK atau SD, karena kalau waktu SD dulu saya juga pernah beli pohon strawberry dan buahnya juga lebat, namun karena namanya anak – anak, jadi belum kepikiran untuk menyemaikan atau istilah kerennya membudidayakan pohon strawberry. Baru setelah SMK saya jadi kepikiran untuk belajar menanam strawberry dulu, siapa tau saya sanggup merawat dan bisa jadi membudidayakan buah merah yang disukai banyak orang ini.