Antenna TV adalah sebuah benda yang paling penting di TV,
tanpa antenna, tv tidak bisa menangkap sinyal yang dipancarkan oleh satelit.
Kalau di toko, kita bisa dengan mudah menemukan antenna tv. Tapi ya bayar. Ya
iyalah barang dijual. Berawal dari saya beli TV tunner dan belum beli antenna,
saya lihat beberapa video di youtube, kalau kita bisa membuat antenna tv
sendiri. Memang sih sebenarnya kita bisa dengan mudah membua antenna tv
sendiri. Karena pada dasarnya antenna tv analog itu hanya alumunium yang dibuat
dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dia bisa menangkap sinyal analog TV
dengan baik. Itulah mengapa kita bisa menemukan berbagai bentuk dan jenis
antenna tv di toko – toko. Kalau tokonya ahli antenna, pasti nanti anda
disarankan sebuah antenna yang cocok untuk kawasan anda.
Itu karena tiap kawasan memiliki struktur yang berbeda.
Misal kawasan perkotaan dengan gedung tinggi – tinggi. Atau di gunung dataran
tinggi, bahkan di bibir pantai dataran rendah. Tiap kawasan memiliki desain
antenna yang berbeda, sesuai dengan kawasannya. Sedangkan di youtube,
kebanyakan yang membuat tutorial membuat antenna tidak menjelaskan secara
detail seperti si pembuat tinggal di lingkungan seperti apa, misalkan disana
mudah dapat sinyal analog TV atau tidak. Kalau ditempat anda mudah dapat sinyal
TV, anda membuat antenna bentuk apa aja, pasti gambarnya muncul bersih, tapi
kalau susah dapat sinyal TV, perlu perhitungan, seperti mudahnya harus meniru
desain antenna yang seperti apa.
Percobaan kali ini, saya akan mencoba membuat antenna TV
menggunakan 2 buah kaleng larutan sebagai bagian utama untuk menangkap sinyal
analog TV. Ya memang analog, karena saya beli TV tunner model lama, belum
digital.
Oke untuk bahan – bahannya, saya menggunakan:
- 2 kaleng larutan penyegar
- Kabel antenna 10 meter
- Pipa PVC kecil
- Kabel tie
- Mur dan baut
Sedangkan alat yang saya gunakan antara lain:
- Solder
- Tenol
- Gunting
- Lem tembak
- Obeng
Pertama saya buat dulu kerangka penyangga antenna nya, saya
buat supaya bisa diubah ke berbagai arah supaya lebih mudah ketika mencari
posisi antenna yang pas. Antenna ini saya desain jadi antenna indoor yang
memiliki penyangga agak tinggi.
Tempat untuk meletakkan antenna saya buat jadi model T.
sehingga satu kaleng di sebelah kiri dan satunya di sebelah kanan. Lalu saya
satukan menggunakan kabel tie, dan supaya lebih kuat, saya beri lem tembak.
Lalu ini bagian yang paling susah. Yakni membelah kaleng
secara vertical, susah karena bagian atas dan bawah kaleng terdapat lekukan dan
juga di bagian atas kaleng lebih tebal. Saya menggunakan gunting kecil sehingga
lebih susah lagi. Greget sekali susahnya namun, kalau sabar, akhirnya kebelah
juga walaupun tidak rapi. Disini juga harus hati – hati karena alumunium ini
juga bisa melukai tangan.
Setelah itu ambil kabel antenna, kalau kepanjangan dipotong
saja, dari 10 meter kabel, saya gunakan setengahnya saja alias 5 meter, itu pun
masih sisa. Sebenarnya saya ingin membeli kabel 5 meter, tapi disana ada kabel
10 meter yang harganya lebih murah daripada kabel antenna meteran, yaudah saya
beli yang paketan 10 meter sekalian. Hahaha, siapa yang nanya.
Lalu kupas kabelnya ada yang serabut dan satunya terbungkus,
ya seperti ini kabel antenna. Kupas bagian kabel tembaganya.
Langkah selanjutnya adalah menghubungkan kabel serabut dan
tembaga ke masing – masing kaleng, 1 kaleng 1 kabel menggunakan baut. Untuk
memperkuat, saya beri lem tembak di atasnya supaya menghindari baut yang kendor.
Lalu rangkai kedua kaleng tadi ke dudukan antenna yang
sebelumnya sudah dibuat. Kira – kira seperti dibawah ini. Untuk merekatkannya
menggunakan lem tembak ya.
Setelah tu rangkai ke tiang penyangga. Konsepnya sih mateng
dan bentuknya jadi. Namun pada percobaan saya ini, ternyata di wilayah saya
susah mendapatkan sinyal TV. Sehingga pas dicoba, ya tidak ada sinyal TV yang
ketangkap. Semua burem dan kemresek.
Lalu saya gunakan metode beberapa antenna TV indoor, yakni
dua kabel terhubung melalui sebuah alumunium, simpelnya sih alumunium ada 2 ujung,
ujung pertama dapet kabel tembaga, dan ujung satunya dapat kabel serabut.
Dan di antenna saya, hanya perlu menggabungkan dua kaleng,
lalu saya hubungkan menggunakan sebuah kabel.
Ketika test lagi, sedikit kelihatan siaran TV nya, suaranya
juga kedengeran sedikit, tapi tetap saja masih kemresek.
Berapa biaya yang saya habiskan untuk percobaan gagal ini?
Sebenernya saya hanya beli kabel antenna saja, karena saya
kebetulan punya bahan – bahan tersebut tanpa harus beli, dan harga kabel
antenna nya Cuma 10ribu saja.
Dan akhirnya, saya beli antenna indoor yang kecil, dengan
harga 25 ribu. Dan saya minta ganti model kalau dirumah gambarnya jelek. Sampai
rumah, gambarnya lumayan lah bisa dilihat, daripada tidak sama sekali. Lalu
kabel bawaan antenna nya Cuma 1 meter dan itu sangat kurang untuk letak tv
tunner saya, maka kabelnya saya ganti dari kabel 5 meter dari antenna gagal
tadi, untungnya karena kabelnya makin panjang, antenna nya bisa dipindah –
pindah untuk nyari sinyal terbaik ketika menonton TV.
Masih binggung sama konsep antenna yang saya buat, saya
kasih videonya dibawah ini: