Strawberry adalah buah yang sangat saya gemari pada saat
saya masih kecil, meski bukan dalam bentuk buah asli, tapi dalam bentuk rasa.
Tiap makan sesuatu yang memiliki rasa, pasti milihnya rasa strawberry, bahkan
dulu waktu ada susu rasa strawberry, saya langsung ganti susu yang rasa
strawberry, pertama kali makan strawberry asli kalau tidak salah sewaktu TK
atau SD, karena kalau waktu SD dulu saya juga pernah beli pohon strawberry dan
buahnya juga lebat, namun karena namanya anak – anak, jadi belum kepikiran
untuk menyemaikan atau istilah kerennya membudidayakan pohon strawberry. Baru
setelah SMK saya jadi kepikiran untuk belajar menanam strawberry dulu, siapa
tau saya sanggup merawat dan bisa jadi membudidayakan buah merah yang disukai
banyak orang ini.
Tapi semua itu baru terwujud ketika saya sudah selesai
kuliah, dan mulai masuk semester terakhir untuk skripsi, karena ada waktu
luang, mungkin banyak orang mencari pekerjaan paruh waktu. Ya saya juga
pengennya seperti itu, namun Allah memberikan saya badan yang tidak seperti
kebanyakan orang, ya seperti yang pernah saya ceritakan dulu, saya punya atsma,
mudah sakit, dan juga memiliki postur tubuh yang kerempeng, sedangkan pekerjaan
yang mudah diterima tentu pekerjaan yang mengandalkan tenaga dan otot. Ya, makanya
saya mencoba untuk menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang positif, yakni
menanam strawberry. Dan prosesnya akan saya tulis semua disini seiring
perkembangan tanaman yang saya rawat.
Pemilihan bibit
Tahap awal saya adalah pemilihan bibit, namun ketika saya
berkunjung di pasar tanaman, justru tidak ada yang menjual bibit strawberry,
kalau biji mungkin ada namun saya tidak Tanya. Disana justru banyak yang
menjual pohon strawberry mulai dari yang baru berbunga hingga yang sudah
berbuah. Nah, kalau begitu sekalian saja saya pilih bibit yang sekiranya
memiliki bunga lebat, dan juga sudah memiliki calon – calon buah. Saya pikir
cara ini juga bisa lebih mudah karena kedepannya saya hanya perlu merawat dan
menyiapkan media untuk anak – anak pohonnya nanti.
Disini saya beli 2 pohon strawberry, dari sana masih dalam
wadah polybag kecil ukuran 1 atau 2 KG kalau tidak salah, ketika sudah dirumah
dan ingin memindah ke polybag lebih besar, kata ibu saya mending tidak usah
diganti dulu, mungkin takut malah mati atau bagaimana, namun ya ketika saya
lihat media tanam dari sananya masih bagus, ya saya turuti kata ibu saya.
Perawatan
Perawatan yang saya lakukan untuk kedua pohon strawberry
saya, mungkin pertama adalah tempat dimana ia diletakkan. Karena rumah saya
tertutup oleh bangunan – bangunan rumah yang lebih tinggi dari rumah saya, jadi
sinar matahari yang masuk tidak sinar langsung, namun berupa pantulan dari
tembok – tembok tinggi, namun di bagian sisi rumah ada tempat yang ketika pagi
hari mendapat sinar matahari langsung, maka saya tempatkan pohonnya disitu,
meski sempit, namun setidaknya masih bisa diletakkan untuk ukuran polybag.
Lalu penyiraman, untuk penyiraman sih seperti kebanyakan
tanaman, idealnya 2 kali sehari yakni pagi dan sore hari, namun ketika pagi
biasanya saya lupa menyiram, namun kalau sore hari pasti saya siram sekalian
menyiram beberapa bibit cabai dan papaya California.
Tanaman pengganggu juga harus diperhatikan, karena kadang
didalam polybag bisa tumbuh rumput liar yang kecil – kecil, dan bahkan juga
bisa ditumbui jamur juga. kalau ada tanaman pengganggu langsung cabut saja.
Media Tanam
Menurut informasi yang saya dapatkan, media tanam yang baik
untuk strawberry adalah campuran tanah dengan pupuk kandang atau humus, kalau
mau ditambah sekam padi juga bisa. Dan dalam jangka waktu tertentu bisa
ditambah pupuk NPK. Namun hingga sekarang saya belum ganti media tanamnya
karena saya lihat masih bagus.
Update
Tanaman Strawberry saya mulai menunjukkan tidak tahan panas,
padahal kata penjualnya sudah tahan panas. Sedangkan kalau dimasukkan ke dalam
rumah, nanti tidak dapat cahaya matahari, mana kalau di kasih dekat jendela
juga tidak terkena sinar matahari pula karena ketutup sama rumah – rumah tinggi
haduh.
Mungkin kedepannya saya akan menanamnya didalam rumah, pakai
lampu Growing saja. Tinggal mengumpulan rupiah untuk projek baru membuat tempat
bercocok tanam didalam rumah menggunakan growing light.